DULU stasion kereta api Cibatu merupakan sarana transfortasi utama, baik bagi masyarakat maupun kunjungan kenegaraan yang dipergunakan menuju kota kabupaten Garut, termasuk presiden pertama Ir. Soekarno ketika datang ke Kabupaten Garut, sehingga memberi gelar Garut sebagi kota Intan, di tanah Cibatu lah Soekarno pertama menginjakan kakinya

Minggu, 22 Agustus 2010

Surat untuk Mama.......

Ma…
Minggu pagi itu aku terus meneteskan air mata di pusaramu. Sebuah keputusan penting kami ambil untuk pertama kali tanpa campur tanganmu, tanpa pertimbanganmu dan bahkan mungkin akan menyakiti hatimu.
Ma…
Keputusan itu harus kami ambil ma,… kami anak-anakmu sudah berkumpul dan berembug dengan matang, kami sudah berusaha mempertimbangkan dari segala aspek, kami coba mempertimbangkan permasalahan seperti dulu yang engkau ajarkan kepada kami…
Ma…
Kami anak-anakmu tau, bahwa kamu mungkin smp pun tidak lulus, namun apalah artinya pendidikan formal bila dibanding segudang pengalamanmu mengarungi hidup membesarkan kami dengan segala keterbasanmu waktu dulu. Tak berlebihan bila kami selalu mengatakan bahwa engkaulah master kehidupan di mata kami..

Kami rasakan begitu sulitnya mengambil keputusan tanpamu, betapa berlarut-larutnya sebuah masalah tanpa campur tanganmu, dan betapa sepinya rumah kita tanpa ada engkau di dalamnya.

Aku sering dikatakan Gila, karena aku setiap saat ke pusaramu, bahkan hari itu aku dua kali ke pusaramu, aku bawakan engkau bunga, aku taburkan ke makammu, dan aku siramkan air yang kubawa dari kran kesukaanmu. Lalu aku berdoa untukmu.

Aku tidak merasa keberatan ketika Tuhan memanggilmu, karena itu mungkin yang terbaik untukmu. Aku tak tahan ketika engkau merintih menahan sakit, aku tak tega melihat engkau terbaring lemah, namun aku selalu bangga dengan semangatmu untuk selalu memperjuangkan anak-anakmu memperoleh kehidupan yang lebih baik walau ragamu sudah begitu lemah, sudah begitu sulit bahkan untuk hanya sekedar menopangmu untuk aktifitas sendiri.

Mah...
Aku bingung, ketika ada sebuah peristiwa yang memukul perasaanmu yang akhirnya juga mungkin menjadikan penderitaanmu lebih dan lebih. Sebenarnya aku tau sebelum itu terjadi, kami anak-anakmu baru berembug untuk menyelesaikannya tanpamu, karena kami tau, kalo engkau mendengar apa yang sesungguhnya menjadi permasalahan kami, niscaya engkau akan sangat sedih dan terpukul.

Namun apa daya, kami tidak dapat mencegahnya, semua terlambat dan akhirnya kami hanya dapat berucap bahwa itu jalan yang diberikan Tuhan untuk keluarga kita, takdir yang harus kita jalani.

Mah… aku sedikit lega setelah usai menulis surat ini, walaupun mungkin tidak jelas ujung pangkalnya, namun tiba-tiba aku teringat dirimu dan sangat kangen untuk berkomunikasi denganmu. Karena aku tau, jasadmu tidak akan pernah lagi menghampiri kami, maka lewat sepucuk surat inilah aku mencurahkan apa yang ada dihatiku. Aku yakin engkau mendengar dan membisikan sesuatu untuk kami.

Mah.. kami selalu berdoa untukmu, agar engkau mendapatkan yang terbaik di sisi Tuhanmu. SELAMAT BERISTIRAHAT DENGAN TENANG MAMAKU TERCINTA.
Mengenang 7 tahun mamaku wafat.

Sabtu, 21 Agustus 2010

Mutasi Kapolres Garut AKBP Amur Chandra JB

Mutasi Kapolres Garut AKBP Amur Chandra JB
Oleh : Tata E. Ansorie | 21-Aug-2010, 13:49:52 WIB

KabarIndonesia - Tuntas sudah, tugas AKBP Amur Chandra JB, SH.MH menjadi Kepala Kepolisian Resor Garut. Sepuluh bulan memang bukan waktu yang lama, namun Amur di mata masyarakat Kabupaten Garut begitu dekat. Nyatanya, pada acara pisah sambut yang digelar di Hotel Sumber Alam Garut, Kamis (19/8), ratusan warga berdatangan menyampaikan salam perpisahan yang tentunnya dengan iringan doa untuk kesuksesannya.

AKBP Amur Chandra JB, SH. MH sendiri beralih tugas mendapat jabatan baru sebagai Kasubbid Diklugri Bidang Kermadiksipol Set NCB Interpol Mabes Polri. Sementara penggantinya adalah AKBP Yaya Ruhiat Hidayat, SIK.MH yang sebelumnya menjabat Kapolres Tasikmalaya.

Sejak menjabat Kapolres Garut pada Nopember 2009 lalu, Amur memang tidak tinggal diam duduk manis diatas kursi. 42 kecamatan atau 32 Polsek di kabupaten Garut ia jambangi ke masing-masing wilayah tersebut. Padahal luas kabupaten Garut sendiri tidaklah kecil, yakni mencapai 306.519 Ha (3.065,19 km²).

Namun, bagi Amur bukanlah harus menjadi kendala, menurutnya penting mengetahui secara langsung kondisi wilayah maupun kondisi masyarakat kabupaten Garut. Sehingga, proses interaksi secara langsung bersama masyarakat dapat menjadikan sebuah strategi dalam melakukan upaya membangun kemitraan dengan seluruh lapisan masyarakat yang ada di Kabupaten Garut dalam menciptakan dan menjaga situasi kamtibmas yang kondusif.

Maka tidak berlebihan jika Kapolres yang murah senyum itu begitu cepat akrab dengan masyarakat Garut, baik dengan kalangan tokoh masyarakat, ulama, pemuda, bahkan dengan kelompok pengemudi ojek sekalipun.

Beberapa catatan penting keberhasilan AKBP Amur Chandra JB, SH.MH di kurun waktu sepuluh bulan menjabat Kapolres Garut dalam rangka mendukung reformasi pelaksanaan Grand Strategi Polri memasuki tahap membangun kemitraan (Partnership Building) yang mempunyai visi terwujudnya postur Polri yang mandiri, profesional, bermoral dan modern sebagai pengayom, pelindung dan pelayan masyarakat serta penegak hukum yang terpercaya dalam memelihara dan ketertiban masyarakat.

Sebut saja pada pelaksanaan launching program sejuta kawan Polres Garut, ribuan masyarakat antusias menghadiri acara tersebut yang digelar di lapangan Kerkhof Garut, demikian pula pada kegiatan sosialisasi Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas yang digelar di Jl. Ahmad Yani Garut yang juga diikuti oleh ratusan komunitas pengendara bermotor dan masyarakat umum.

Ini semata-mata tidak lebih dari dukungan partisipasi masyarakat yang begitu besar. Apalagi, ditunjang dengan meningkatnya bentuk pelayanan yang lebih baik dengan program Quick Respon yang terus dilakukan oleh Kepolisian Resor Garut.

Kepercayaan dan pemahaman akan tugas kepolisian dari masyarakat memang menjadi prioritas Amur dalam menciptakan kemitraan dengan masyarakat. Bentuk informasi giat maupun program Kepolisian Resor Garut maupun Kepolisian Sektor, ditorehkan melalui media informasi yakni Tabloid “Quick Wins” yang disebarkan ke berbagai lapisan masyarakat secara gratis.

Sehingga masyarakat mudah mendapatkan informasi secara langsung apa yang menjadi program Kepolisian Resor Garut.
Memang bukan hal mudah dalam mencapai itu, AKBP Amur Chandra JB, SH.MH harus rela menelusuri wilayah kabupaten Garut yang letak geografisnya pegunungan, bukit, hingga menelusuri pantai. Suri tauladan yang ia lakukan, setidaknya meningkatkan citra kepolisian yang lebih baik di mata masyarakat, bahwa polisi adalah pengayom sekaligus pelindung masyarakat.

Bentuk disiplin pun ia terapkan baik untuk dirinya maupun bagi anggotanya. Ada satu catatan kalimat menarik yang ia lontarkan saat berbincang dengannya. Yaitu, jika anggotanya tersakiti maka secara tidak langsung dirinyalah yang disakiti, sehingga tentunya ia akan membelanya. Tetapi, jika anggotanya melakukan kesalahan, ia pun tak segan-segan melakukan sanksi sesuai prosedur kepolisian.

Hal menarik lainnya lagi, ketika beberapa kejadian geng motor melakukan pengrusakan dan penganiayaan di wilayah Garut. Kapolres AKBP Amur Chandra JB, SH.MH tanpa kompromi menindak tegas pelaku geng motor tersebut dan menyatakan haram hukumnya geng motor berada di Garut. Tentunya hal itu mendapat dukungan penuh dari masyarakat, sehingga tak muncul lagi aksi geng motor tersebut.

Sementara, kejadian kasus besar selama Amur menjabat, adalah terjadinya penembakan terhadap anggota Polwiltabes Bandung almarhum Briptu Endang Wahyu yang akhirnya pelaku dapat tertangkap di Ngawi Jawa Timur.

“Tidak ada cerita yang tak berakhir. Ada pertemuan ada pula perpisahan”. Itulah kata terakhir disampaikan AKBP Amur Chandra JB, SH.MH ketika menyampaikan kalimat terakhir perpisahannya kepada masyarakat Kabupaten Garut. Dirinya meminta maaf sebesar-besarnya, jika selama menjabat Kapolres Garut banyak kekhilafan baik yang terasa maupun tidak terasa.  (*)

Baca juga Berita DAERAH di http://www.kabarindonesia.com

Jumat, 20 Agustus 2010

Hamster

Hamster: "This lively pet hamster will keep you company throughout the day. Watch him run on his wheel, drink water, and eat the food you feed him by clicking your mouse. Click the center of the wheel to make him get back on it."

Kamis, 19 Agustus 2010

Catatan untuk Anak Gadisku..........

Biasanya, bagi seorang anak perempuan yang sudah dewasa, yang sedang bekerja diperantauan, yang ikut suaminya merantau di luar kota atau luar negeri, yang sedang bersekolah atau kuliah jauh dari kedua orang tuanya…..
Akan sering merasa kangen sekali dengan Mamanya.
Bagimana dengan ayahmu nak…?
Mungkin karena Mama lebih sering menelepon untuk menanyakan keadaanmu setiap hari,
tapi tahukah kamu, jika ternyata ayah-lah yang mengingatkan Mama untuk menelponmu?
Mungkin dulu sewaktu kamu kecil, Mama-lah yang lebih sering mengajakmu bercerita atau berdongeng,
tapi tahukah kamu, bahwa sepulang ayah bekerja dan dengan wajah lelah Ayah selalu menanyakan pada Mama tentang kabarmu dan apa yang kau lakukan seharian?
Pada saat dirimu masih seorang anak perempuan kecil……

Ayah biasanya mengajari putri kecilnya naik sepeda.
Dan setelah Ayah mengganggapmu bisa, Ayah akan melepaskan roda bantu di sepedamu…
Kemudian Mama bilang : “Jangan dulu Ayah, jangan dilepas dulu roda bantunya” ,
Mama takut putri manisnya terjatuh lalu terluka….
Tapi sadarkah kamu?
Bahwa Ayah dengan yakin akan membiarkanmu, menatapmu, dan menjagamu mengayuh sepeda dengan seksama karena tahu putri kecilnya PASTI BISA.
Pada saat kamu menangis merengek meminta boneka atau mainan yang baru, Mama menatapmu iba. Tetapi Ayah akan mengatakan dengan tegas : “Boleh, kita beli nanti, tapi tidak sekarang”
Tahukah kamu, Ayah melakukan itu karena ayah tidak ingin kamu menjadi anak yang manja dengan semua tuntutan yang selalu dapat dipenuhi?
Saat kamu sakit pilek, ayah yang terlalu khawatir sampai kadang sedikit membentak dengan berkata :
“Sudah di bilang! kamu jangan minum air dingin!”.
Berbeda dengan Mama yang memperhatikan dan menasihatimu dengan lembut.
Ketahuilah, saat itu ayah benar-benar mengkhawatirkan keadaanmu.
Ketika kamu sudah beranjak remaja….
Kamu mulai menuntut pada ayah untuk dapat izin keluar malam, dan ayah bersikap tegas dan mengatakan: “Tidak boleh!”.
Tahukah kamu, bahwa ayah melakukan itu untuk menjagamu?
Karena bagi ayah, kamu adalah sesuatu yang sangat – sangat luar biasa berharga..
Setelah itu kamu marah pada ayah, dan masuk ke kamar sambil membanting pintu…
Dan yang datang mengetok pintu dan membujukmu agar tidak marah adalah Mama….
Tahukah kamu, bahwa saat itu ayah memejamkan mata dan menahan gejolak dalam batin,
Bahwa ayah sangat ingin mengikuti keinginanmu, Tapi lagi-lagi HARUS menjagamu?
Ketika saat seorang cowok mulai sering menelponmu, atau bahkan datang ke rumah untuk menemuimu, ayah akan memasang wajah paling cool sedunia…. :’)
ayah sesekali menguping atau mengintip saat kamu sedang ngobrol berdua di ruang tamu..
Sadarkah kamu, kalau hati ayah merasa cemburu?
Saat kamu mulai lebih dipercaya, dan ayah melonggarkan sedikit peraturan untuk keluar rumah untukmu, kamu akan memaksa untuk melanggar jam malamnya.
Maka yang dilakukan ayah adalah duduk di ruang tamu, dan menunggumu pulang dengan hati yang sangat khawatir…
Dan setelah perasaan khawatir itu berlarut – larut…
Ketika melihat putri kecilnya pulang larut malam hati ayah akan mengeras dan ayah memarahimu.. .
Sadarkah kamu, bahwa ini karena hal yang di sangat ditakuti ayah akan segera datang?
“Bahwa putri kecilnya akan segera pergi meninggalkan ayah”
Setelah lulus SMA, ayah akan sedikit memaksamu untuk menjadi seorang Dokter atau Insinyur.
Ketahuilah, bahwa seluruh paksaan yang dilakukan ayah itu semata – mata hanya karena memikirkan masa depanmu nanti…
Tapi toh ayah tetap tersenyum dan mendukungmu saat pilihanmu tidak sesuai dengan keinginan ayah.

Ketika kamu menjadi gadis dewasa….
Dan kamu harus pergi kuliah dikota lain…
Ayah  harus melepasmu di bandara.
Tahukah kamu bahwa badan ayah terasa kaku untuk memelukmu?
Ayah hanya tersenyum sambil memberi nasehat ini – itu, dan menyuruhmu untuk berhati-hati. .
Padahal ayah ingin sekali menangis seperti Mama dan memelukmu erat-erat.
Yang ayah lakukan hanya menghapus sedikit air mata di sudut matanya, dan menepuk pundakmu berkata “Jaga dirimu baik-baik ya sayang”.
Ayah melakukan itu semua agar kamu KUAT…kuat untuk pergi dan menjadi dewasa.
Disaat kamu butuh uang untuk membiayai uang semester dan kehidupanmu, orang pertama yang mengerutkan kening adalah Papa.
Ayah pasti berusaha keras mencari jalan agar anaknya bisa merasa sama dengan teman-temannya yang lain.
Ketika permintaanmu bukan lagi sekedar meminta boneka baru, dan ayah tahu ia tidak bisa memberikan yang kamu inginkan…
Kata-kata yang keluar dari mulut ayah adalah : “Tidak…. Tidak bisa!”
Padahal dalam batin ayah, Ia sangat ingin mengatakan “Iya sayang, nanti ayah belikan untukmu”.
Tahukah kamu bahwa pada saat itu ayah merasa gagal membuat anaknya tersenyum?
Saatnya kamu diwisuda sebagai seorang sarjana.
Ayah adalah orang pertama yang berdiri dan memberi tepuk tangan untukmu.
Ayah akan tersenyum dengan bangga dan puas melihat “putri kecilnya yang tidak manja berhasil tumbuh dewasa, dan telah menjadi seseorang”
Sampai saat seorang teman Lelakimu datang ke rumah dan meminta izin pada ayah untuk mengambilmu darinya.
ayah akan sangat berhati-hati memberikan izin..
Karena ayah tahu…..
Bahwa lelaki itulah yang akan menggantikan posisinya nanti.
Dan akhirnya….
Saat ayah melihatmu duduk di Panggung Pelaminan bersama seseorang Lelaki yang di anggapnya pantas menggantikannya, ayah pun tersenyum bahagia….
Apakah kamu mengetahui, di hari yang bahagia itu ayah pergi kebelakang panggung sebentar, dan menangis?
Ayah  menangis karena papa sangat berbahagia, kemudian ayah berdoa….
Dalam lirih doa kepada Tuhan, ayah berkata: “Ya Allah tugasku telah selesai dengan baik….
Putri kecilku yang lucu dan kucintai telah menjadi wanita yang cantik….
Bahagiakanlah ia bersama suaminya…”
Setelah itu ayah hanya bisa menunggu kedatanganmu bersama cucu-cucunya yang sesekali datang untuk menjenguk…
Dengan rambut yang telah dan semakin memutih….
Dan badan serta lengan yang tak lagi kuat untuk menjagamu dari bahaya….
ayah telah menyelesaikan tugasnya….
Ayah adalah sosok yang harus selalu terlihat kuat…
Bahkan ketika ayah tidak kuat untuk tidak menangis…
Ayah  harus terlihat tegas bahkan saat ayah ingin memanjakanmu. .
Dan ayah adalah yang orang pertama yang selalu yakin bahwa “KAMU BISA” dalam segala hal…

Selamat Jalan Kang Ibing

INNALILLAHI
WA INNALILLAHI RAAJIUN. Telah berpulang ke rahmatullah Seniman dan Budayawan Raden Aang
Kusmayatna Kusumadinata (lahir di Sumedang, Jawa Barat, 20 Juni 1946;
umur 63 tahun) atau lebih dikenal dengan nama Kang Ibing, Malam ini di
RS AL ISLAM Bandung.


PROFILE singkat Kang Ibing yang bersumber dari SundaNet.
Si Kabayan adalah Tokoh Legendaris Cerita Rakyat Pasundan yang terkenal lugu tetapi cerdik. Cerita Rakyat Pasundan yang diangkat ke layar lebar dengan berbagai versi ini untuk pertama kalinya diperankan oleh Kang Ibing yang punya nama lengkap Rd. Aang Kusmayatna Kusumadinata.
Pria kelahiran Sumedang bulan Juli 1946 yang beristerikan Ny. Nieke ini telah dikarunia 3 (tiga) orang anak masing-masing Kusmadika, Kusmandana dan Diane.
Kariernya di dunia seni berjalan mulus. Kang Ibing sendiri tidak pernah mimpi untuk jadi orang terkenal apalagi bintang film.
Kariernya dimulai ketika menjadi Pembawa Acara Obrolan Rineh dalam arti santai secara kocak dan sarat kritik di Radio Mara Bandung. Gaya bicaranya yang berintonasi khas Sunda melekat dalam Profil Kang Ibing yang merupakan nama bekennya. Nama asli yang konon masih teureuh menak Sunda yakni Rd. Aang Kusmayatna Kusumadinata seperti hilang diganti Kang Ibing yang identik dengan sosok Si Kabayan yang lugu tetapi cerdik.
Ketika masih duduk di Fakultas Sastera Unpad Jurusan Sastera Rusia, Kang Ibing pernah menjabat sebagai Ketua Kesenian Daya Mahasiswa Sunda (DAMAS), Penasihat Departemen Kesenian Unpad dan pernah juga menjadi Asisten Dosen di Fakultas Sastera Unpad.
Pada tahun 1970 bersama-sama dengan Aom Kusman dan Suryana Fatah membentuk Group Lawak De Kabayan. Pada tahun 1975 untuk pertama kalinya main film Si Kabayan arahan Sutradara Tutty Suprapto. Pilihan Tuty jatuh ke Ibing konon tertarik saat mendengarkan gaya humornya di Radio Mara tersebut.
Selain main film, Ibing juga sudah memerankan Bintang Iklan dari beberapa produk. Saat ini Kang Ibing lebih dikenal sebagai dai yang lumayan padat juga jadwalnya.
Putera pasangan Rd. Suyatna Kusumahdinata dan Rd. Kusdiyah ini juga pernah menjadi Direktur salah satu bioskop di Kota Bandung.

Senang Memelihara Domba
Tempat tinggalnya di Kompleks Pandan Wangi Ciwastra Bandung dilengkapi dengan Kandang Domba. Karena memelihara domba adalah salah satu kegemarannya. Untuk hobinya yang satu ini kang Ibing tidak segan-segan mengambil rumput sendiri di pematang sawah yang mengelilingi sekitar Komplek Perumahannya.
Untuk mencari rumahnya tidaklah sulit. Tukang Becak yang mangkal di sekitar Komplek Perumahan tempat tinggalnya apabila ditanya, akan menunjukkan bahwa rumah Kang Ibing itu di depan rumahnya ada kandang domba.
Mengenai kegiatannya saat ini sebagai “dai” yang jadwalnya cukup padat untuk memberikan siraman rohani baik di mesjid yang ada di lingkungan pedesaan, kota, perkantoran maupun kampus di wilayah Indonesia sampai ke Timor-Timur bahkan ke Australia. Tema dakwahnya mudah dicerna, karena menyangkut masalah-masalah keseharian serta dibawakan dengan gaya humor yang segar.
Ketika ditanya mengenai kariernya yang beragam serta berhasilnya didalam menyelesaikan Sekolah, Kang Ibing menyatakan bahwa semua itu tidak lepas dari doa yang tulus dari kedua orang tuanya. Ungkapan “Indung Tunggul Rahayu, Bapa Tangkal Darajat” senantiasa melekat di hatinya. Dan itu dijadikan pedoman hidup keluarganya serta tidak segan-segan memasang semboyan itu di ruangan tengah keluarganya.
Generasi muda Sunda sekarang menurut Kang Ibing, pada umumnya sudah kurang mengenal jati diri Ki Sunda. Basa teh Ciciren Bangsa dalam arti Bahasa itu menunjukkan Bangsa. Refleksinya terlihat dari banyaknya anak muda Tatar Sunda dewasa ini yang malu berbahasa Sunda. Hal ini disebabkan tidak adanya infilterisaasi budaya luar yang masuk, sehingga menyebabkan terjadinya pergeseran nilai tersebut.
Pendapatnya mengenai manusia Sunda yang ” Nyunda” adalah yang mengetahui sekaligus menghargai Kebudayaan Sunda serta “Sarakannana” dalam arti tempatnya.. Sehingga tumbuh rasa kasundaan bagi orang Sunda.
Demikian Inohong Sunda Kang Ibing yang lekat dengan sosok Tokoh Legendaris Cerita Rakyat Pasundan Si Kabayan yang lugu tetapi cerdik.
Selamat Jalan Kang Ibing, semoga amal ibadahnya diterima di-sisiNya, Amien. Dan semoga muncul lagi kang Ibing-kang Ibing generasi selanjutnya.

Rabu, 18 Agustus 2010

Teruskan Perjuangan Suci ini Walau hanya satu MENIT

Sebelum menjalani eksekusi mati, Kartosoewirjo sempat berwasiat di hadapan istri dan anak-anaknya di sebuah rumah tahanan militer di Jakarta. Menurut Dewi, saat itu Kartosoewirjo antara lain berkata tidak akan ada lagi perjuangan seperti ini sampai seribu tahun mendatang. Dewi menitikkan air mata. Karto, yang mencoba ...tabah......Perlahan-lahan, dia mengusap kedua matanya." (Tempo, 16/08/2010)

Seorang temenku pernah bertanya
“eh, kalo gw nikah tapi dengan gaji gw yang cuma Rp#### bisa ga ya?

hmmm…..

Maka dari pertanyaan itu aku membuat survey asal, dan berikut adalah daftar
pengeluaran standar bulanan setelah merit
Sekedar berbagi aja, buat temen2 yang mungkin juga mengalami
‘Matery after merit phobia syndhrome’


Daftar Anggaran Bulanan
(asumsi : disusun berdasarkan skala proritas,disusun dengan sangat2 relatif,
dan berdasarkan basic needs standar menengah ke bawah)

1. Makan
Dengan asumsi sekali makan adalah 5000
Maka makan 3x sehari,kali 2 orang (karena lagu sepiring berdua cuma
berlaku pada saat pacaran ajah), kali 30 hari adalah Rp900.000

Tips
Rajin2 ke kondangan atau sunatan, dan bawa pulang nasi kotaknya
Pasti lebih ngirit

2. Kontrakan
Dengan asumsi masih ngontrak di rumah petak, yang punya udah botak, tapi
masih galak, dan punya anjing belum jinak.
Maka dana untuk kontrakan sekitar 500.000/bulan

Tips
Tinggallah di Pondok Mertua Indah.
Niscaya 2 dana diatas gak akan pernah ada.
Di pondok mertua indah, anda akan bebas makan apa aja, termasuk ‘makan ati’
(^__^)

3. Listrik dan Air
Dengan asumsi daya listrik 900 watt dan pake jetpam maka anggaran untuk
listrik adalah 100.000/bulan

Tips
Jangan pake AC, cukup AC (angin cendela)
Jangan suka main Plestesyen, cukup main monopoli,sudamanda atau gaple ama istri terasa lebih romantis

4. Transportasi
Dengan asumsi naik motor ke kantor, dengan motor yang paling irit rit
rit, maka untuk ongkos bensin dan servis adalah 100.000

Tips
Gunakanlah Bensin campur!
(maksudnyah campur dorong, pasti lebih irit)
Atau ikutlah “Nebeng Fans Club”, dengan alasan mempererat silaturahmi dengan yang ditebengi maka perjalanan berangkat dan pulang kantor akan terasa lebih menyenangkan.

5. Komunikasi
Dengan asumsi pake cdma yang 1000/menit maka untuk sebulan, ongkos
komunikasi berdua adalah 100.000.

Tips
Pakelah ‘FREN’ yang lebih murah
(maksudnya kalo mau nelpon atau sms tinggal bilang “Freeen…minjam HP nya dong freen…”).

6. Keperluan sehari2
Seperti sabun, odol, syampo, dll dsb
Dengan asumsi tidak pake fesyel,krimbat, manikyur, pedikyur, kukyur2 maka
alokasi dana untuk ini sebesar 50.000.

Tips:
Mandi kalo perlu saja.
Kalo dulu 2 kali sehari, jadi 2 hari sekali
Untuk ngirit odol kembalilah memakai tumbukan batu bata.

7. Kesehatan
Seperti minyak kayu putih, vitamin, obat pusing (ini penting buat pengantin
baru wekekekek!), maka alokasi cadangan untuk kesehatan sebesar 50.000.

Tips
Jaga kesehatan.
Jangan begadang…kalo tiada artinya…begadang bole saja…asalkan sambil
ronda (halah!!).

8. Entertaiment
Nha ini kalo ada uang lebih aja, bisalah sekali2 nomat, liat live music,
lari pagi di monas, atau makan martabak sekali2.

Jadii…
Dari asumsi basic needs diatas maka pengeluaran untuk tiap bulan adalah
sebesar :

1.800.000/bulan

(syeeett dah…masih gede juga ya)

Mungkin ini bisa jadi bahan pertimbangan temen2 ketika pengen nikah,
untuk kemudian dibandingkan dengan pemasukan yang ada.
Kalopun masih ‘besar pasak daripada tiang’
Anda bisa memperkecil pasak, atau memperbesar tiang…ataauu. ..ga usak pake pasak, tapi dipaku aja!

Tapi ada 1 hal yang ga bisa dijelaskan dengan perhitungan ketika anda
memutuskan untuk menikah.


Yaitu, berkah menikah.

Selalu, Tuhan akan mencukupi kebutuhan umatnya yang mau berusaha dan berdoa.
Selalu bersukur dan percaya bahwa Tuhanlah Raja dari segala raja akunting!
"Jika Kau menginginkan cinta dari seseorang, tunjukan cintamu Cinta
tidak membutuhkan keraguan, Tunjukan saja !!"


TOM
Alasan mengapa orang2 memanggilku "Tom" karena saat jaman interkom dulu, panggilanku di udara adalah Tom.
Aku telah berpacaran sebanyak 5 orang wanita ketika aku masih di SMA. Ada satu wanita yang
aku sangat aku cintai, tapi aku tidak punya keberanian untuk
mengatakannya. Dia tidak memiliki wajah yang cantik, tubuh yang sexy,
dsb, dia hanya wanita biasa saja.

Aku menyukainya, sangat menyukainya, menyukai gayanya yang innocent,
imutnya, aku menyukai kepandaiannya dan kekuatannya. Alasan aku tidak
mengajaknya kencan karena aku merasa dia yang sangat biasa dan tidak
serasi untukku. Aku juga takut, jika kami bersama semua perasaan yang
indah ini akan hilang. Aku juga takut kalau gosip2 yang ada akan
menyakitinya. Aku merasa dia adalah "sahabatku" dan aku akan memilikinya
tiada batasnya dan aku tidak harus memberikan semuanya hanya untuk dia.
Alasan yang terakhir, membuat dia menemaniku selama 3 tahun ini. Dia
tau aku mengejar gadis2 lain, dan aku telah membuatnya menangis selama 3
tahun.

Ketika aku mencium pacarku yang kedua, dan terlihat olehnya. Dia hanya
tersenyum dengan berwajah merah dan berkata "lanjutkan saja" dan
setelah itu pergi meninggalkan kami. Esoknya, matanya bengkak .. dan merah ..

Aku sengaja tidak mau memikirkan apa yang menyebabkannya menangis, but
aku tertawa dengannya seharian. Ketika semuanya telah pulang, dia
sendirian di kelas untuk menangis. Dia tidak tau bahwa aku kembali dari
latihan sepakbola untuk mengambil sesuatu di kelas, dan aku melihatnya
menangis selama sejam-an.

Pacarku yang ke-4 tidak menyukainya. Pernah sekali mereka berdua perang
dingin, aku tahu bukan sifatnya untuk memulai perang dingin. Tapi aku
masih tetap bersama pacarku. Aku berteriak padanya dan matanya penuh
dengan air mata sedih dan kaget. Aku tidak memikirkan perasaannya dan
pergi meninggalkannya bersama pacarku. Esoknya masih tertawa dan
bercanda denganku seperti tidak ada yang terjadi sebelumnya. Aku tau
bahwa dia sangat sedih dan kecewa tapi dia tidak tahu bahwa sakit hatiku
sama buruknya dengan dia, aku juga sedih.

Ketika aku putus dengan pacarku yang ke 5, aku mengajaknya pergi.
Setelah kencan satu hari itu, aku mengatakan bahwa ada sesuatu yang
ingin kukatakan padanya. Dia mengatakan bahwa kebetulan sekali bahwa
dia
juga ada sesuatu yang ingi dia katakan pada ku. Aku cerita padanya
tentang putusnya aku dengan pacarku dan dia berkata tentang dia sedang
memulai suatu hubungan dengan seseorang. Aku tau pria itu. Dia sering
mengejarnya selama ini. Pria yang baik, penuh energi dan menarik.

Aku tak bisa memperlihatkan betapa sakit hatinya aku, tapi hanya bisa
tersenyum dan mengucapkan selamat padanya. Ketika aku sampai dirumah,
sakit hatiku bertambah kuat dan aku tidak dapat menahannya. Seperti ada
batu yang sangat berat didadaku. Aku tak bisa bernapas dan ingin
berteriak namun tidak bisa.


Air mata mengalir dan aku jatuh menangis. Sudah sering aku melihatnya
menangis untuk pria yang mengacuhkan kehadirannya. Ketika upacara
kelulusan, aku membaca secarik kertas yang dikirimnya 10 hari yang
lalu ketika aku sedih dan menangis.
Dalam kertas itu berbunyi, "Daun terbang karena Angin bertiup atau karena Pohon
tidak memintanya untuk tinggal".   

Selasa, 17 Agustus 2010

Ketika Hari Kemerdekaan Kehilangan Ruhnya

Mungkin karena bertepatan dengan bulan suci ramadhan, peringatan hari kemerdekaan 17 Agustus 2010 ini tidaklah sesemarak tahun-tahun sebelumnya. Hampir disemua tempat tidak ditemukan kegiatan yang menjadi trademark agustusan, seperti lomba-lomba yang melibatkan anak-anak. Bahkan anehnya, tak ada satupun gapura dipintu jalan yang dihiasi pernak-pernik kertas, maupun bentangan bendera kecil yang memanjang dari satu gang ke gang lainya.
Terlalu naif memang, jika sepinya hari bersejarah ini dihubungkan dengan berlangsungnya umat muslim sedang menjalankan ibadah puasa. Bukankah hari kemerdekaan itu dibacakan sang proklamator bertepatan dengan bulan ramadhan juga.
Artinya, kita haruslah berani mengatakan dengan penuh kejujuran bahwa hari yang bersejarah 65 tahun lalu itu, sudah tidak memiliki tempat lagi dihati kita masing-masing. Kalaupun bendera merah putih terpasang di perkantoran, atau pelaksanaan upacara yang dilaksanakan oleh masing-masing intansi, tentunya tak lebih dari sebuah agenda seremonial saja. Dan, kita tak perlu malu untuk mengatakan sepulangnya mengikuti upacara tersebut kita sudah tidak mengingat lagi apa yang telah kita laksanakan.
Rasanya tidak berlebihan, jika peringatan hari kemerdekaan negeri Indonesia tercinta ini benar-benar telah kehilangan ruhnya. Tak ada getaran apapun tatkala kita menemui moment hari yang tidak mudah diraih kala itu. Inilah yang disebut ancaman bahaya latin yang datangnya dari kita sendiri. Suatu bentuk kehancuran negara tanpa melalui serangan kelompok tertentu, tetapi oleh sebuah virus hilangnya rasa nasionalisme yang menggerogoti selurah jiwa bangsa ini.
Kita memang dihadapkan oleh kehidupan yang serba kompleks. Semua berlomba untuk mempertahankan hidup, sehingga kita pun tak sempat menempatkan peran sebagai pengemban estapet para kreator negri. Pengusaha sibuk dengan pengembangan usahanya, para politisi sibuk dengan kepentingannya, petani sibuk dengan ladangnya, pegawai sibuk dengan kenaikan pangkatnya, dan pendidik sibuk dengan sertifikasinya.

Tak Terdengar lagi Cerita Bambu Runcing..!!

Apresiasi memperingati hari kemerdekaan jaman dulu memang berbeda. Nuansa perjuangan kemerdekaan begitu kental disetiap daerah. Mulai dari karnaval, lomba-lomba, apresiasi seni atau panggung hiburan kerap menjadi bagian agustusan. Kebersamaan dibangun dengan semangat kuat. Sekedar contoh saja, saat membuat panggung hiburan, masyarakat berjibaku mengumpulkan bambu dan drum untuk merancang panggung tersebut. Sajian yang dipertontonkan pun sebuah drama perjuangan hasil karya mereka. Cukup dengan lampu obor atau petromak untuk penerangan, masyarakat begitu menikmati di pesta peringatan kemerdekaan itu.
Bandingkan dengan kondisi sekarang. Dari kebutuhan biaya saja, cukup melayangkan sebuah proposal ke beberapa pengusaha atau intansi. Bahkan, hampir menjadi pemandangan di jalan dengan meminta uang ke setiap pengendara bermotor yang melintas. Membuat panggung pun tak perlu repot mengambil bambu di kebun atau meminjam drum ke warung-warung warga yang menjual minyak tanah. Seperangkat alat panggung dan tenda telah tersedia ditempat penyewaan. Tanpa maksud mengurangi rasa semangat para generasi jaman sekarang. Kehidupan yang serba instans memang telah menjadi bagian jaman ini. Dalam memperingati hari kemerdekaan sudah tidak ada cerita lagi tentang bambu runcing, tentang drama yang mengisahkan perjuangan Mohamad Toha, RA Kartini, Pangeran Dipenogoro, atau pejuang lainnya. Kini lebih memilih hiburan musik yang didatangkan dari luar dan mereka hanya sebagai penonton.

Kita tak perlu memandangnya sebuah idealisme, tetapi kita tentunya rindu akan cerita-cerita orang tua kita dahulu, rindu akan nyanyian perjuangan, rindu dengan cerita bambu runcing yang terbalut merah putih. Tentunya kita pun akan lebih bangga lagi, tatkala anak-anak kita yang memainkan drama mengisahkan perjuangan diatas panggung, menyanyikan lagu sepasang mata bola, selendang sutra, tiga malam, ataupun semalam di Cianjur.
Tahun depan, jika Allah SWT masih memberikan kesempatan kita hidup, tak ada salahnya kita melanjutkan kembali menjadi tokoh estapet dari sebuah hari kemerdekaan. Anggap saja, hari ini dan kemarin kita tertidur dan terlalu asyik menikmati kemerdekaan ini, sehingga kita lupa telah diberikan sebuah amanah.”Kemerdekaan ini diperoleh bukanlah dari sebuah hadiah, tetapi merupakan hasil dari perjuangan”.

Salam untuk Negeri Tercinta
Tata E. Ansorie

Surat dari...ALLAH

Untukmu yang selalu Kucintai,
Saat kau bangun di pagi hari, Aku memandangmu dan
berharap engkau akan berbicara kepadaKu., bercerita,
meminta pendapatKu, mengucapkan sesuatu untukKu
walaupun hanya sepatah kata.

Atau berterimakasih kepadaKu atas sesuatu hal yang
indah yang terjadi dalam hidupmu tadi malam, kemarin,
atau waktu yang lalu….

Tetapi Aku melihat engkau begitu sibuk mempersiapkan
diri untuk pergi bekerja…
Tak sedikitpun kau menyadari Aku di dekat mu.

Aku kembali menanti saat engkau sedang bersiap,
Aku tahu akan ada sedikit waktu bagimu untuk berhenti
dan menyapaKu, tetapi engkau terlalu sibuk…

Di satu tempat, engkau duduk tanpa melakukan apapun.
Kemudian Aku melihat engkau menggerakkan kakimu.
Aku berfikir engkau akan datang kepadaKu, tetapi engkau
berlari ke telepon dan menelepon seorang teman untuk sekedar berbincang-bincang.

Aku melihatmu ketika engkau pergi bekerja dan Aku
menanti dengan sabar sepanjang hari. Namun dengan
semua kegiatanmu Aku berfikir engkau terlalu sibuk
untuk mengucapkan sesuatu kepadaKu.

Sebelum makan siang Aku melihatmu memandang ke
sekeliling, mungkin engkau merasa malu untuk berbicara
kepadaKu, itulah sebabnya mengapa engkau tidak sedikitpun menyapaKu.

Engkau memandang tiga atau empat meja sekitarmu dan
melihat beberapa temanmu berbicara dan menyebut namaKu
dengan lembut sebelum menyantap makanan yangKuberikan,
tetapi engkau tidak melakukannya…..

Yah, tidak apa-apa masih ada waktu yang tersisa dan
Aku masih berharap engkau akan datang kepadaKu,
meskipun saat engkau pulang ke rumah kelihatannya
seakan-akan banyak hal yang harus kau kerjakan.

Setelah tugasmu selesai, engkau menyalakan TV, Aku
tidak tahu apakah kau suka menonton TV atau tidak,
hanya saja engkau selalu ke sana dan menghabiskan banyak
waktu setiap hari di depannya, tanpa memikirkan apapun
dan hanya menikmati acara yang ditampilkan, hingga waktu- waktu untukKu terlupakan.

Kembali Aku menanti dengan sabar saat engkau menikmati
makananmu tetapi kembali engkau lupa menyebut namaKu
dan berterimakasih atas makanan yang telah Kuberikan.

Saat tidur Kupikir kau merasa terlalu lelah.
Setelah mengucapkan selamat malam kepada keluargamu,
kau melompat ke tempat tidur dan tertidur tanpa
sepatahpun namaKu kau sebut. Tidak apa-apa karena mungkin
engkau masih belum menyadari bahwa Aku selalu hadir untukmu.

Aku telah bersabar lebih lama dari yang kau sadari.
Aku bahkan ingin mengajarkan bagaimana bersabar terhadap orang lain.
Aku sangat menyayangimu, setiap hari Aku menantikan
sepatah kata darimu, ungkapan isi hatimu, namun tak kunjung tiba.

Baiklah….. engkau bangun kembali dan kembali Aku
menanti dengan penuh kasih bahwa hari ini kau akan
memberiKu sedikit waktu untuk menyapaKu…

Tapi yang Kutunggu … ah tak juga kau menyapaKu.
Subuh, Dzuhur, Asyar, Magrib, Isya dan Subuh lagi
kau masih mengacuhkan Aku.

Tak ada sepatah kata, tak ada seucap do’a, tak ada
pula harapan dan keinginan untuk bersujud kepadaKU….

Apakah salahKu padamu …? Rizki yang Kulimpahkan,
kesehatan yang Kuberikan, Harta yang Kurelakan,makanan
yang Kuhidangkan , Keselamatan yang Kukaruniakan,
kebahagiaan yang Kuanugerahkan, apakah hal itu tidak
membuatmu ingat kepadaKu ???

Percayalah, Aku selalu mengasihimu, dan Aku tetap
berharap suatu saat engkau akan menyapaKu, memohon
perlindunganKu, bersujud menghadapKu … Kembali kepadaKu.
Yang selalu menyertaimu setiap saat,

ALLAH

Minggu, 15 Agustus 2010

Mengenal Silsilah Kecamatan Cibatu

CIBATU merupakan salah satu nama kecamatan di kabupaten Garut. Kecamatan Cibatu adalah pusat Kewedanaan di wilayah Garut utara sejak jaman Belanda hingga dihilangkannya sistem wilayah Kewedanaan.
Kecamatan Cibatu pun memiliki sejarah perjuangan yang sangat panjang dimasa kemerdekaan republik Indonesia, sehingga wajar masyarakat Cibatu disebut paling pertama mendapatkan kemajuan perkembangan ekonomi, pendidikan dan teknologi, sebab kecamatan Cibatu merupakan pusat transit transportasi menuju seluruh wilayah kabupaten Garut dengan adanya stasion kereta api yang menjadi inti bagian sejarah kabupaten Garut itu sendiri.
Kemajuan intelektualitas masyarakat Cibatu telah menorehkan sejumlah nama yang berkifrah di berbagai bidang, seperti Achdiat Kartamihardja, penulis novel (Atheis,1908) terkenal di dunia yang kini bermukim di Australia. Surachman RM (1936), penyair liris yang melahirkan puisi-puisi lembut dalam bahasa Indonesia, walaupun sehari-hari bekerja sebagai Jaksa di Kejaksaan Agung. Mashudi mantan gubernur Jawa Barat (1962-1973), bahkan bupati kabupaten Bandung H. Obar Sobarna (sekarang) merupakan putra kelahiran Cibatu.
Kecamatan Cibatu juga menyandang atribut sebagai kota tua, kota pelajar dan kota pensiunan.
Asal usul nama Cibatu sampai saat ini masih simpang siur, sebab belum ada bukti sejarah yang menguatkan kapan nama Cibatu dipergunakan. Namun, jika dikaitkan dengan perjalanan kabupaten Limbangan sebagai cikal bakal kabupaten Garut, ada keterkaitan nama daerah yang bersentuhan dengan wilayah Cibatu, yakni kampung Gunung Limbangan dan Wanakerta.
Pada abad ke 17 M, sebelum orang-orang Eropa datang dan melakukan penguasaan atas wilayah Tatar sunda, di wilayah ini masih berdiri  beberapa kerajaan besar dan beberapa keprabuan. Kerajaan besar terakhir yang pernah berdiri di tatar sunda adalah Kerajaan Sunda yang beribukota di Pakuan Pajajaran Bogor, atau lebih terkenal Kerajaan Pajajaran. Disaat kerajaan ini runtuh diserbu pasukan Banten (1579), wilayah tatar sunda membentuk keprabuan-keprabuan sendiri. Termasuk wilayah Garut, diantaranya Keprabuan Sundalarang (Sukawening), Keprabuan Cangkuang (Leles), Keprabuan Mandala Puntang / Timbanganten, Batuwangi (Singajaya), Kandangwesi (Bungbulang), dan Nagara Sancang (Pameungpeuk).
Setelah muncul Kerajaan Sumedang Larang sebagai penerus Pajajaran, beberapa keprabuan hilang dan ada yang muncul sebagai wilayah kekuasaan baru, yaitu Limbangan, Kadungora, Tarogong, Suci dan Panembong.
Pada tahun 1632, datanglah kekuasaan Mataram Jawa (raja Sultan Agung) yang banyak merubah pola kekuasaan di Tatar Sunda. Pada zaman Mataram ini wilayah Garut hanya terdapat dua kabupaten, yakni Kabupaten Limbangan (daerah kekuasaannya meliputi Limbangan, Wanakerta, Wanaraja), dan Kabupaten Timbanganten (daerah kekuasaannya, Cisurupan, Samarang, Tarogong, Bojongsalam).
Kabupaten Limbangan, sejak bupati Limansenjaya hingga Tumenggung Wangsareja (Wangsadireja II, 1805-1811) hanya memiliki tiga wilayah kekuasaan yakni, Limbangan, Wanakerta dan Wanaraja. Sebab, dari batas sungai Cimanuk (sasakbeusi) hingga Malangbong, masuk dalam kekuasaan kabupaten Sukapura (Tasikmalaya).
Pada tahun 1901, berdasarkan lembar Negara 1901 No. 327, wilayah-wilayah di Garut termasuk Malangbong menjadi wilayah kabupaten Limbangan, dan terbagi berdasarkan distrik-distrik. Distrik Wanakerta sendiri meliputi onderdistrik Cibatu, Nangkapait, Malangbong, Lewo, dan Leles. Sementara Cibatu sebagai kota Kewedanaan atau pusat pemerintah distrik.
Nama Cibatu muncul, ketika masa bupati Limbangan Nayawangsa (1678). Hadirnya penguasa Mataram ke Tatar sunda, dikhawatirkan pusaka-pusaka direbut oleh raja Mataram, maka diamankan di wilayah Wanakerta sebagai wilayah kekuasaan Limbangan, yaitu di kampung Gunung Limbangan.
Wilayah Wanakerta sendiri, merupakan daerah subur sumber air dan banyak bebatuan, sehingga menjadi tempat singgah Dalem Limbangan. Maka lahirlah nama Ci (cai; air) batu (batu)  sejak itu hingga sekarang.
Kepopuleran Cibatu dari jaman ke jaman ternyata semakin besar. Berpindahnya ibu kota kabupaten Limbangan ke Garut (1913), stasion kereta api Cibatu merupakan sarana transfortasi utama, baik bagi masyarakat maupun kunjungan kenegaraan yang dipergunakan menuju kota kabupaten Garut, termasuk presiden pertama Ir. Soekarno ketika datang ke Kabupaten Garut, sehingga memberi gelar Garut sebagi kota Intan, di tanah Cibatu lah Soekarno pertama menginjakan kakinya.(Tata E. Ansorie)***

Mesjid Agung Bagian Sejarah Kabupaten Garut

Jika berkunjung ke kota Garut, baik masyarakat Garut itu sendiri maupun dari luar, tentunya belum pas jika tak singgah di Mesjid Agung. Suasananya yang teduh dan lokasinya yang strategis, tak jauh dari pusat keramaian membuat masjid yang satu ini kerap menjadi tempat transit bagi para pelancong dalam negeri untuk shalat dan beristirahat sejenak. Pilihan mereka tidak keliru. Terlebih di area halaman masjid dan sekitar alun-alun Garut terdapat sejumlah pedagang makanan yang bisa kita pilih untuk mengisi perut  setelah lelah menempuh perjalanan. Apalagi pada bulan Ramadhan. Menjelang senja, tempat ini menjadi salah satu lokasi favorit bagi para wisatawan lokal dan penduduk kota Garut untuk mencari menu tajil.

Berbicara mengenai Masjid Agung Garut sebenarnya tidak bisa dilepaskan dari tapak-tapak sejarah kota maupun Kabupaten Garut itu sendiri.  Setelah sempat dibubarkan pada era Daendels  akibat rendahnya produksi kopi dari daerah ini, Kabupaten Limbangan yang menjadi cikal bakal Garut akhirnya dibentuk kembali sekitar tahun 1813.  Karena Suci yang sebelumnya menjadi ibukota dianggap sudah tidak layak, maka wilayah yang terletak sekitar 5 Km dari arah Suci menjadi pilihan.

Seperti konsep yang banyak diterapkan di mayoritas kota-kota di Indonesia, dimana pusat kota biasa terdiri dari alun-alun, masjid, penjara, pusat pemerintahan, dll, pemerintah zaman itu pun menerapkan hal yang sama pada kota ini. Maka bila ditilik dari sisi sejarah, Masjid Agung Garut ini termasuk salah satu masjid tertua di bumi Priangan.

Wajah masjid yang bisa kita lihat saat ini juga bukan rupa yang sama dengan Masjid Agung Garut pada awal abad ke 19.  Perubahan mencolok terletak pada bentuk kubah. Seperti umumnya masjid di Priangan termasuk Masjid Agung Bandung,  Masjid Agung Garut pada masa itu pun menganut konsep tajuk tumpang tiga atau lebih dikenal dengan atap “nyungcung.” Itulah mengapa di tanah sunda jaman baheula  (dulu – red) sering kita dengar istilah “ka bale nyungcung” untuk menggambarkan pasangan yang akan melakukan akad nikah di masjid agung.

Masjid yang terletak di Jl. Ahmad Yani, Garut ini entah sudah berapa kali mengalami renovasi. Namun yang tercatat pada batu prasasti di Masjid tersebut menyatakan bahwa renovasi pernah dilakukan pada 10 November 1994 dan rampung pada 25 Agustus tahun 1998.

Semoga saja keberadaan salah satu saksi bisu sejarah peradaban kota Garut ini bisa terus terpelihara. Tetap nyaman, asri dan tidak terdesak oleh bangunan lain yang berpotensi merusak wajah masjid itu sendiri. (Tata E. Ansorie)***